Scurvy, kekurangan vitamin anak yang serius yang telah menyebabkan penderitaan manusia yang luar biasa sepanjang sejarah, pertama kali dijelaskan oleh orang Mesir kuno, dan kemudian oleh orang-orang Yunani dan Romawi (Carpenter, 1986). Selama ratusan tahun, penyakit kudis adalah momok para pelaut jarak jauh, tentara, penjelajah, dan kaum miskin di banyak negara di mana ada kekurangan akses ke buah-buahan dan sayuran segar. Namun, tidak diakui bahwa penyakit kudis dapat dicegah dan disembuhkan dengan mengkonsumsi buah jeruk sampai abad kedelapan belas. Dan itu akan menjadi 200 tahun lagi sebelum vitamin C diisolasi dan kekurangannya diidentifikasi sebagai penyebab penyakit.
Pelajaran dari ini masih penting sampai sekarang; orang tidak perlu memahami segala hal tentang nutrisi individu untuk dapat mengkonsumsi makanan yang bergizi dan seimbang. Meskipun pemahaman saat ini tentang nutrisi, kesehatan dan penyakit telah berkembang jauh melampaui kekurangan gizi, masih banyak yang tidak diketahui, dan mungkin tidak akan pernah diketahui, tentang hubungan antara diet dan kesehatan. Namun, untungnya, dengan sedikit akal sehat, orang masih dapat diberi makan dengan baik meskipun pemahaman tentang ilmu gizi mungkin tidak lengkap.
Sebagai contoh, upaya penelitian yang mengeksplorasi kemungkinan efek perlindungan dari phytochemical terhadap berbagai bentuk penyakit kronis sering menunjukkan hubungan dengan konsumsi berbagai makanan yang kaya akan senyawa ini, tetapi tidak dengan phytochemical spesifik itu sendiri. Ada beberapa kemungkinan penjelasan untuk ini, termasuk: fitokimia spesifik yang diselidiki mungkin bukan yang memiliki efek; efek phytochemical individu mungkin aditif; dan mungkin interaksi dua atau lebih fitokimia dan nutrisi yang menghasilkan efek.
Karena pemahaman ilmu gizi dan fungsi kompleks serta interaksi dari banyak vitamin, mineral, makronutrien, dan phytochemical yang terkandung dalam makanan masih sangat tidak lengkap, penting bahwa pendekatan rasional dan teruji waktu dilakukan untuk mempromosikan nutrisi yang baik. Penting juga untuk terus menekankan manfaat dari makanan padat gizi, seperti buah jeruk, dan untuk mengenali bahwa konsumsi makanan utuh dan jus alami lebih disukai daripada konsumsi nutrisi individu yang telah diisolasi dari makanan dan kemudian dikonsumsi sebagai suplemen diet. Berfokus pada nutrisi tunggal, bukan makanan dan diet total, bukan merupakan pendekatan yang sehat untuk nutrisi yang baik.